Antara tanda-tanda ulama akhirat ialah
dia tidak tergesa-gesa memberi fatwa, tetapi tetap teguh menjaga diri daripada
memberi fatwa sela masih ada jalan untuk melepaskan diri.
Jikalau dia ditanyakan tentang
apa yang memang diketahuinya benar-benar dengan dalil Kitabullah, atau hadith,
atau ijma', atau qias yang nyata, maka berfatwalah dia.
Tetapi jika ditanyakan tentang sesuatu
yang diragukannya, maka dia akan menjawab : "Saya tidak tahu (Laa
adrii)".
Dan jikalau ditanyakan suatu persoalan
yang hampir diyakininya (zhan) berdasarkan ijtihadnya dan tekaannya, maka dalam
hal ini dia berhati-hati, mempertahankan diri dan menyerahkan urusan
menajwabnya kepada orang lain jikalau ada pada orang lain itu kemampuan.
Inilah hati-hati (al-hazmu)
namanya, kerana ikut-ikutan (senang-senang) berijtihad adalah besar sekali
bahayanya.
Dalam
hadits tersebut: Artinya : "Ilmu
itu tiga : Kitab yang berbicara, Sunnah yang berdiri tegak dan لا أدري Laa
adrii(Saya tidak tahu)". (Abu Daud, Ibnu Majah)
Ulama dunia? Dia asyik hendak berfatwa
dan suka tercari-cari isu untuk difatwakannya. Berfatwa adalah kegemarannya.
-
Pengajian kitab
induk Ihya’ ‘Ulumuddin : Kitab Ilmu
-
Kuliah pada
Februari 2013
No comments:
Post a Comment